Sunday, November 14, 2010

Kisah Qonaah seorang wanita shalihah

Pada Zaman Harun Ar-Rasyid, terdapat seorang perdana menteri yang bernama Al-Asma’i. Suatu hari, ia pergi berburu ke padang pasir. Di Satu tempat ia terpisah dengan kafilahnya. Ketika itu ia berada di tengah sahara dalam keadaan kehausan dan kepanasan, lalu ia melihat ada sebuah kemah.
Ia berjalan mendekati kemah itu. Ia melihat kemah itu ada seorang perempuan muda yang sangat cantik. Perempuan itu sendirian. Ketika perempuan itu melihat al-Asma’i mendekati kemah, ia mempersilahkannya untuk masuk ke kemah dan menyuruhnya duduk di tempat yang agak jauh dari dirinya. Al- Asma’i berkata kepadanya “tolong beri aku minum.”
Wajah perempuan itu berubah. Ia berkata, “sungguh aku tidak bisa memberikan air kepadamu sebab suamiku tidak mengizinkanku untuk memberi air kepada orang lain. Tapi aku punya bagian makan pagiku, yaitu susu. Aku tidak makan dan kau boleh meminumnya” Lalu Al-Asma’i meminumnya.
Tiba-tiba ia melihat perempuan itu berubah wajahnya. Dari jauh ia melihat ada titik hitam mendekati kemah. Perempuan itu berkata, “Suamiku telah datang.” Ia bergegas membawa air dan pergi keluar dari kemahnya.
Ternyata suaminya yang datang itu seorang yang hitam, tua berwajah jelek. Ia membantu suaminya turun dari untanya. Lalu ia basuh kedua tangan dan kaki suaminya itu, dibawalah masuk kedalam kemah dengan penuh penghormatan.
Suaminya sangat buruk akhlaknya ia tidak menegur sedikitpun pada Al-Asma’i . ia mengabaikan tamu dan memperlakukan istrinya dengan kasar. Al-Asma’i sangat benci kepadanya.Ia berdiri dari tempat duduknya dan pergi keluar kemah. Perempuan itu mengantarkan Al-Asma’i keluar.
Saat itu Al-Asma’i bertanya kepadanya. : “Saya menyesalkan seadaanmu, kamu dengan segala kemudaan dan kecantikanmu sangat bergantung pada orang seperti dia. Untuk apa kamu bergantung kepada dia? Apakah karena hartanya? Sedang ia orang miskin. Karena akhlaknya? Sedangkan akhlaknya begitu buruk. Atau kamu tertarik kepada dia karena ketampanannya? Padahal ia seorang tua yang buruk rupa. Mengapa kamu tertarik padanya dan menikah dengannya?”
Mendengar ucapan Al-Asma’i wajah perempuan itu pucat pasi. Lalu ia berkata dengan suara yang sangat keras, “Hai Asma’i, akulah yang menyesalkan kamu. Aku tidak menyangka seorang perdana menteri harun Ar- Rasyid berusaha menghapuskan kecintaanku kepada suamiku dengan jalan menjelek-jelekkan suamiku.
Wahai Asma’i, tidakkah kau tahu mengapa aku melakukan semua itu? Karena aku mendengar Nabi yang mulia bersabda, “Iman itu setengahnya adalah kesabaran, dan setengahnya lagi adalah Syukur,”. Aku bersyukur kepada Allah karena telah menganugerahkan kepadaku kemudaan, kecantikan dan akhlak yang baik. Aku ingin menyempurnakan setengah imanku lagi dengan kesabaran dalam berkhidmat kepada Suamiku.

Sumber : Unlimited Love

“Seandainya kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah/ jangan ceraikan). Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (QS. An-Nisa :19)