Monday, December 22, 2014

Katanya hari ini hari ibu (23.51) sebelum lewat jam 12 malam...


Ibu Tercinta...Jika dibandingkan dengan perjuangannya selama ini, belumlah cukup kalau kita hanya memberikan puisi kepada seseorang yang sudah berjuang tanpa kenal lelah, kurang tidur, bersabar , dan selalu ingin memberikan yang terbaik buat anak - anaknya, dari mulai sembilan bulan mengandung sampai akhir hayat. Untuk membahagiakan seorang yang sudah sangat berjasa itu tidak harus dengan memberikan harta, kita berahlaq baik juga pasti sudah bahagia. Nah untuk menyambut hari ibu kita berikan kata - kata untuk ibunda tercinta yang sudah dengan ihklas membesarkan dan mendidik kita dari lahir sampai sekarang.

Seandainya kita bahas semua tentang kebaikan dari seorang ibu yang telah melahirkan, membesarkan di sini gak bakalan cukup dan gak bakalan keburu, kebaikan dan kasih sayang selama ini yang sudah kita terima gak bakalan terhitung

ini puisi buat Mama (panggilan gw ke ibu gw)

Ibu..
Perjuanganmu Selama ini
Kasih sayangmu yang tak pernah mati
Tak ada yang pantas untuk kuberi
Untukmu oh ibu..

Ibu..
Tak pernah terbayangkan tanpamu
Kaulah pelita
Kaulah cahaya
Kaulah purnama
Yang selalu menerangi langkahku

Ibu..
Doa,mu
Jasamu
Semua itu untuk anakmu
Terimakasih kuucapkan untuk mu ibu

Monday, December 1, 2014

Ajaklah Suamimu Bunda untuk Bercerita kepada Anak


Mendidik anak tidak hanya tugas utama Ibu semata, melainkan juga tugas ayah. Karena anak adalah amanah dari Allah untuk sebuah keluarga, maka sudah menjadi keharusan bagi ayah dan bunda (orang tua) untuk mendidik anak-anak.
Ada sebuah artikel menarik bagaimana idealnya perbandingan seorang ayah dan ibu dalam berinteraksi dengan anaknya.
Disimak ya..

dr ustdz Hilman Rosyad

“AYAH BISU”

Sebuah tulisan karya Sarah binti Halil bin Dakhilallah al-Muthiri yang ditulis untuk meraih gelar magister di Universitas Umm al-Quro, Mekah, Fakultas Pendidikan, Konsentrasi Pendidikan Islam dan Perbandingan, mungkin bisa menyemangati para ayah untuk rajin berdialog dengan anak-anaknya.

Judul tulisan ilmiah tersebut adalah:

“Dialog orangtua dengan anak dalam al-Qur’an al-Karim dan aplikasi pendidikannya”

Dari judulnya saja, sudah luar biasa. Dan memang luar biasa isinya.
Menurut tulisan ilmiah tersebut, terdapat 17 dialog (berdasarkan tema) antara orangtua dengan anak dalam al-Qur’an yang tersebar dalam 9 Surat.

Ke-17 dialog tersebut dengan rincian sebagai berikut:
• Dialog antara ayah dengan anaknya (14 kali)
• Dialog antara ibu dan anaknya (2 kali)
• Dialog antara kedua orangtua tanpa nama dengan anaknya (1 kali)
Lihatlah ayah, subhanallah…

Ternyata al-Qur’an ingin memberikan pelajaran. Bahwa untuk melahirkan generasi istimewa seperti yang diinginkan oleh Allah dan Rasul-Nya, harus dengan komposisi seperti di atas.
Jika kita bandingkan, ternyata dialog antara ayah dengan anaknya, lebih banyak daripada dialog antara ibu dengan anaknya. Jauh lebih banyak. Lebih sering. 14 banding 2!

Kalau hari ini banyak muncul ayah ‘bisu’ dalam rumah, inilah salah satu yang menyebabkan munculnya banyak masalah dalam pendidikan generasi.

Sebagian ayah seringkali kehabisan tema pembicaraan dengan anak-anaknya. Sebagian lagi hanya mampu bicara dengan tarik urat alias marah.

Ada lagi yang diaaamm saja, hampir tidak bisa dibedakan saat sedang sariawan atau memang tidak bisa bicara.

Sementara sebagian lagi, irit energi; bicara seperlunya. Ada juga seorang ayah yang saat dia belum selesai bicara sang anak bisa menyela, “Cukup yah, saya bisa lanjutkan pembicaraan ayah.” Saking rutinitas pembicaraannya yang hanya basa basi dan itu-itu saja.

Jika begitu keadaan para ayah, maka pantas hasil generasi ini jauh dari yang diharapkan oleh peradaban Islam yang akan datang. Para ayah selayaknya segera memaksakan diri untuk membuka mulutnya, menggerakkan lisannya, terus menyampaikan pesannya, kisahnya dan dialognya.
Ayah, kembali ke al-Qur’an..

Dialog lengkap, utuh dan panjang lebar di dalam al-Qur’an, hanya dialog ayah kepada anaknya. Bukan dialog ibu dengan anaknya. Yaitu dialog Luqman dengan anaknya. Sebuah nasehat yang lebih berharga bagi seorang anak dari semua fasilitas dan tabungan yang diberikan kepadanya.
Dengan kajian di atas, kita terhindar dari kesalahan pemahaman. Salah, jika ada yang memahami bahwa dialog ibu tidak penting. Jelas sangat penting sekali dialog seorang ibu dengan anaknya.
Pemahaman yang benar adalah, al-Qur’an seakan ingin menyeru kepada semua ayah: ayah, harus rajin berdialog dengan anak. Lebih sering dibanding ibu yang sehari-hari bersama buah hati kalian.
Dan...

Jangan sampai menjadi seorang ayah bisu!

BY:Sarah binti Halil bin Dakhilallah al-Muthiri.

semoga bisa menjadi perenungan bagi keluarga dan terutama bagi yang masih single, kelak jika memilih suami, pilih lah yang bertanggung jawab