Thursday, November 27, 2014

Tidak Usah Ragu Pakai Kata "Jangan" yaa Bunda, pada Anak-anak Kita... Jika Itu Berbahaya atau Perbuatan Dosa

Dulu (sebenarnya masih sie) didengang-dengungkan pernah digembar-gemborkan jangan sampai menggunakan kata "jangan" kepada anak-anak.
Tapi sekarang katakan jangan jika harus atau suatu perbuatan itu mengandung bahaya atau dosa.. :D :D
Ini Ulasannya


Akhmad S.Psi

Kekeliruan Buku Pendidikan : Mengharamkan Kata “Jangan”
Salah seorang pendidik pernah berkata, “pintu terbesar yang paling mudah dimasuk oleh yahudi adalah yaitu dunia psikologi dan dunia pendidikan.
Karena itulah, berangkat dari hal ini. Kita akan mengupas beberapa “kekeliruan” pada buku-buku pendidikan, seminar, teori pendidikan, dan lainnya.
Saking masifnya sebaran tersebut, kita juga terkadang kesulitan untuk tidak mengucapkan kata Jangan pada anak-anak kita. Terasa mengganjal di benak kita karena bertentangan dengan fitrah manusia apabila dalam kondisi panik dan terjepit akan mengucapkan kata ‘jangan’.
Misalnya saja anak kita sudah akan jatuh ke dalam lubang sumur, tak mungkin dalam waktu yang sepersekian detik akan mengatakan “ayo lebih baik main disini”. Tentu anak kecil tak mengerti makna itu’ dan tentu parahnya anak tak sempat berhenti dan jatuh ke dalam sumur.
Berbeda jika kita secara refleks katakam pada anak kita “jangan nak nanti jatuh, berbahaya…” Sang anak akan kaget dan menghentikan langkahnya.
Sudah menjangkiti beberapa para pendidik muslim, baik para ayah dan ibu, yang tercuci otaknya dan melarang berkata “Jangan” pada anak.
Mari kita lihat, beberapa perkataan-perkataan ‘dalam pendidikan’ tentang larangan mengucapkan kata jangan pada anak.

Diantaranya Ayah Edy, dia mengatakan pada bukunya yang berjudul ‘Ayah Edy Menjawab hal. 30, “..gunakan kata-kata preventif, seperti hati-hati, berhenti, diam di tempat, atau stop. Itu sebabnya kita sebaiknya tidak menggunakan kata ‘jangan’ karena alam bawah sadar manusia tidak merespons dengan cepat kata ‘jangan’.

Pada media online, detik.com, pernah menulis judul artikel ‘Begini Caranya Melarang Anak Tanpa Gunakan Kata ‘Tidak’ atau ‘Jangan’, atau “…Tak usah bingung, untuk melarang anak tak melulu harus dengan kata jangan atau tidak…”
Pada sebuah artikel lain, berjudul, “Mendidik Anak Tanpa Menggunakan Kata JANGAN” tertulis, “Kata ‘jangan’ akan memberikan nuansa negatif dan larangan dari kita sebagai orang tua, maka dari itu coba untuk mengganti dengan kata yang lebih positif dan berikan alasan yang dapat diterima anak…”

Nah, inilah syubhat (keraguan) yang digembar-gemborkan media sekuler dayng merujuk pada psikolog atheis dan Yahudi. Indah nampaknya, tapi di dalamnya terkandung bahaya yang kronis.
Mari kita bahas syubhat yang mereka gelontorkan. Sebelumnya, kalau kita mau teliti, mari kita tanyakan kepada mereka yang melarang kata ‘jangan’, apakah ini punya landasan dalam al-Qur’an dan hadits? Apakah semua ayat di dalam al-Qur’an tidak menggunakan kata “Laa (jangan)”?

Mereka pun mengatakan jangan terlalu sering mengatakan jangan. Sungguh mereka lupa bahwa lebih dari 500 kalimat dalam ayat Al-Qur’an menggunakan kata “jangan”.
Allahu akbar, banyak sekali! Mau dikemanakan ayat-ayat kebenaran ini? Apa mau dibuang? Dan diadopsi dari teori dhoif? Kalau mereka mengatakan kata jangan bukan tindakan preventif (pencegahan), maka kita tanya, apakah Anda mengenal Luqman AL- Hakim?

Dalam Al Quran ada surat Luqman ayat 12 sampai 19. Kisah ini dibuka dengan penekanan Allah bahwa Luqman itu orang yang diberi hikmah, orang arif yang secara tersirat kita diperintahkan untuk meneladaninya (“ walaqod ataina luqmanal hikmah….” . dst)
Apa bunyi ayat yang kemudian muncul? Ayat 13 lebih tegas menceritakan bahwa Luqman itu berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, JANGANLAH engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik itu termasuk dosa yang besar”.
I
nilah bentuk tindakan preventif yang ada dalam al-Qur’an. Sampai pada ayat 19, ada 4 kata “ laa ” (jangan) yang dilontarkan oleh Luqman kepada anaknya, yaitu “laa tusyrik billah”, “fa laa tuthi’humaa”, “Wa laa tusha’ir khaddaka linnaasi”, dan “wa laa tamsyi fil ardli maraha”.
Luqman tidak perlu mengganti kata “jangan menyekutukan Allah” dengan (misalnya) “esakanlah Allah”.

Pun demikian dengan “Laa” yang lain, tidak diganti dengan kata-kata kebalikan yang bersifat anjuran.

Mengapa Luqmanul Hakim tidak menganti “jangan” dengan “diam/hati-hati”?Karena ini bimbingan Alloh.
Perkataan “jangan” itu mudah dicerna oleh anak, sebagaimana penuturan Luqman Hakim kepada anaknya. Dan perkataan jangan juga positif, tidak negatif. Ini semua bimbingan dari Alloh subhanahu wa ta’ala, bukan teori pendidikan Yahudi.
Adakah pribadi psikolog atau pakar parenting pencetus aneka teori ‘modern’ yang melebihi kemuliaan dan senioritas Luqman? Tidak ada.

Luqman bukan nabi, tetapi namanya diabadikan oleh Allah dalam Kitab suci karena ketinggian ilmunya. Dan tidak satupun ada nama psikolog kita temukan dalam kitabullah itu.
Membuang kata “jangan” justru menjadikan anak hanya dimanja oleh pilihan yang serba benar. Ia tidak memukul teman bukan karena mengerti bahwa memukul itu terlarang dalam agama, tetapi karena lebih memilih berdamai.
Ia tidak sombong bukan karena kesombongan itu dosa, melainkan hanya karena menganggap rendah hati itu lebih aman baginya.

Dan, kelak, ia tidak berzina bukan karena takut adzab Alloh, tetapi karena menganggap bahwa menahan nafsu itu pilihan yang dianjurkan orang tuanya. Nas alulloha salaman wal afiyah.
Anak-anak hasil didikan tanpa “jangan” berisiko tidak punya “sense of syariah” dan keterikatan hukum. Mereka akan sangat tidak peduli melihat kemaksiatan bertebaran, tidak perhatian lagi dengan amar ma’ruf nahi mungkar, tidak ada lagi minat untuk mendakwahi manusia yang dalam kondisi bersalah, karena dalam hatinya berkata “itu pilihan mereka, saya tidak demikian”.
Mereka bungkam melihat penistaan agama karena otaknya berbunyi “mereka memang begitu, yang penting saya tidak melakukannya”.
Itulah sebenar-benar paham liberal, yang ‘humanis’, toleran, dan menghargai pilihan-pilihan. Jadi, yakini dan praktikkanlah teori parenting Barat itu agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi liberal.

Simpan saja AL-Qur’an di lemari paling dalam dan tunggulah suatu saat akan datang suatu pemandangan yang sama seperti kutipan kalimat di awal tulisan ini.
Astagfirulloh! Semoga Alloh subhanahu wa ta’ala memberi taufik kepada kita semua..

Penulis : Ummu Hanim

Tuesday, November 25, 2014

SEANDAINYA AYAH / PAPA MAU MENGASUH ANAK KITA BERSAMA

Tidak sedikit dari keluarga-keluarga di Indonesia menyerahkan pengasuhan anak kepada Ibunya saja, bahkan hanya kepada baby siter, atau dibiarkan maen bersama teman-temannya tanpa ada pengasuhan. Cobalah peran ayah lebih ditingkatkan dalam pengasuhan anak-anak, bisa jadi tumbuh kembang anak akan lebih maksimal.


saya mengutip tulisan dari komunitas ayah Edy yang ditulis oleh : ust Bendri

NEGERI TANPA AYAH
by : Ust Bendri Jaisyurrahman (@ajobendri)

1| Jika memiliki anak sudah ngaku-ngaku jadi AYAH, maka sama anehnya dengan orang yang punya bola ngaku-ngaku jadi pemain bola

2| AYAH itu gelar untuk lelaki yg mau dan pandai mengasuh anak bukan sekedar 'membuat' anak

 3| Jika AYAH mau terlibat mengasuh anak bersama ibu, maka separuh permasalahan negeri ini teratasi

4| AYAH yang tugasnya cuma ngasih uang, menyamakan dirinya dengan mesin ATM. Didatangi saat anak butuh saja

5| Akibat hilangnya fungsi tarbiyah dari AYAH, maka banyak AYAH yg tidak tahu kapan anak lelakinya pertama kali mimpi basah

 6| Sementara anak dituntut sholat shubuh padahal ia dalam keadaan junub. Sholatnya tidak sah. Dimana tanggung jawab AYAH ?

 7| Jika ada anak durhaka, tentu ada juga AYAH durhaka. Ini istilah dari umar bin khattab
AYAH durhaka bukan yg bisa dikutuk jadi batu oleh anaknya. Tetapi AYAH yg menuntut anaknya shalih dan shalihah namun tak memberikan hak anak di masa kecilnya

9| AYAH ingin didoakan masuk surga oleh anaknya, tapi tak pernah berdoa untuk anaknya

10| AYAH ingin dimuliakan oleh anaknya tapi tak mau memuliakan anaknya

 11| Negeri ini hampir kehilangan AYAH. Semua pengajar anak di usia dini diisi oleh kaum ibu. Pantaslah negeri kita dicap fatherless country

 12| Padahal keberanian, kemandirian dan ketegasan harus diajarkan di usia dini. Dimana AYAH sang pengajar utama ?

13| Dunia AYAH saat ini hanyalah Kotak. Yakni koran, televisi dan komputer. AYAH malu untuk mengasuh anak apalagi jika masih bayi

14| Banyak anak yg sudah merasa yatim sebelum waktunya sebab AYAH dirasakan tak hadir dalam kehidupannya

15| Semangat quran mengenai pengasuhan justru mengedepankan AYAH sebagai tokoh. Kita kenal Lukman, Ibrahim, Ya'qub, Imron. Mereka adalah contoh AYAH yg peduli

16| Ibnul Qoyyim dalam kitab tuhfatul maudud berkata: Jika terjadi kerusakan pada anak penyebab utamanya adalah AYAH

17| Ingatlah! Seorang anak bernasab kepada AYAHnya bukan ibu. Nasab yg merujuk pada anak menunjukkan kepada siapa Allah meminta pertanggungjawaban kelak

18| Rasulullah yg mulia sejak kecil ditinggal mati oleh AYAHnya. Tapi nilai-nilai keAYAHan tak pernah hilang didapat dari sosok kakek dan pamannya

19| Nabi Ibrahim adalah AYAH yg super sibuk. Jarang pulang. Tapi dia tetap bisa mengasuh anak meski dari jauh. Terbukti 2 anaknya menjadi nabi

20| Generasi sahabat menjadi generasi gemilang karena AYAH amat terlibat dalam mengasuh anak bersama ibu. Mereka digelari umat terbaik.

 21| Di dalam quran ternyata terdapat 17 dialog pengasuhan. 14 diantaranya yaitu antara AYAH dan anak. Ternyata AYAH lebih banyak disebut

22| Mari ajak AYAH untuk terlibat dalam pengasuhan baik di rumah, sekolah dan masjid

23| Harus ada sosokp AYAH yg mau jadi guru TK dan TPA. Agar anak kita belajar kisah Umar yg tegas secara benar dan tepat. Bukan ibu yg berkisah tapi AYAH

24| AYAH pengasuh harus hadir di masjid. Agar anak merasa tentram berlama-lama di dalamnya. Bukan was was atau merasa terancam dengan hardikan

25| Jadikan anak terhormat di masjid. Agar ia menjadi generasi masjid. Dan AYAH yang membantunya merasa nyaman di masjid

26| Ibu memang madrasah pertama seorang anak. Dan AYAH yang menjadi kepala sekolahnya

 27| AYAH kepala sekolah bertugas menentukan visi pengasuhan bagi anak sekaligus
mengevaluasinya. Selain juga membuat nyaman suasana sekolah yakni ibunya

28| Jika AYAH hanya mengurusi TV rusak, keran hilang, genteng bocor di dalam rumah, ini bukan AYAH 'kepala sekolah' tapi AYAH 'penjaga sekolah'

29| Ibarat burung yang punya dua sayap. Anak membutuhkan kedua-duanya untuk terbang tinggi ke angkasa. Kedua sayap itu adalah AYAH dan ibunya

30| Ibu mengasah kepekaan rasa, AYAH memberi makna terhadap logika. Kedua-duanya dibutuhkan oleh anak

31| Jika ibu tak ada, anak jadi kering cinta. Jika AYAH tak ada, anak tak punya kecerdasan logika

32| AYAH mengajarkan anak menjadi pemimpin yg tegas. Ibu membimbingnya menjadi pemimpin yg peduli. Tegas dan peduli itu sikap utama

33| Hak anak adalah mendapatkan pengasuh yg lengkap. AYAH terlibat, ibu apalagi

34| Mari penuhi hak anak untuk melibatkan AYAH dalam pengasuhan. Semoga negeri ini tak lagi kehilangan AYAH

35| Silahkan share jika berkenan agar makin banyak AYAH yang peduli dengan urusan pengasuhan.


copast dari Komunitas ayah edy

Monday, November 24, 2014

Kontrak Kita di Bumi Cuma 1 Setengah Jam Saja Kaka, mau ngapain coba ?


ternyata kita hidup di bumi ini hanya 1,5 jam saja. ini perhitungannya

1 hari di akhirat = 1000 tahun.

24 jam di akhirat = 1000 tahun.

3 jam di akhirat = 125 tahun.

1,5 jam di akhirat = 62,5 tahun.

Apabila umur manusia itu rata-rata 60-70 tahun, maka hidup manusia ini jika dilihat dari langit hanya 1,5 jam saja. Pantaslah kita selalu diingatkan masalah waktu.

Ternyata hanya satu jam setengah saja yang akan menentukan kehidupan abadi kita kelak, hendak di neraka atau di surga (QS 35:15, 4:170)

Cuma satu setengah jam saja cobaan hidup, maka bersabarlah (QS 74:7, 52:48, 39:10)
Demikian juga hanya satu setengah jam saja kita harus menahan hawa nafsu dan mengganti dengan sunnahNya (QS 12:53, 33:38)

"Satu Setengah Jam" sebuah perjuangan teramat singkat dan Allah mengganti dengan surga Allah (QS 9:72, 98:8, 4:114)

Maka berjuanglah mencari bekal untuk perjalanan panjang nanti (QS 59:18, 42:20, 3:148)
Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui (QS 23:114)

Semoga bermanfaat bagi kita semua untuk meniti perjalanan hidup kita ini..
Aamiin

Sunday, November 23, 2014

Hidup Makin Sulit Pasca BBM Naik | Kisah Nyata Wanita Tua Penjual Kue Keliling

Hari ini (19/11/2014) sesosok wanita tua mengetuk pintu kaca toko. "Bu... beli kue saya... belum laku satupun... kalau saya sudah ada yang laku saya enggak berani ketuk kaca toko ibu..."
Saya persilakan beliau masuk dan duduk. Segelas air dan beberapa butir kurma saya sajikan untuk beliau.
"Ibu bawa kue apa?"
"Gemblong, getuk, bintul, gembleng bu."
Saya tersenyum... "Saya nanti beli kue ibu... tapi ibu duduk dulu, minum dulu, istirahat dulu, muka ibu sudah pucat."
Dia mengangguk.
"Kepala saya sakit bu.. pusing, tapi harus cari uang. Anak saya sakit, suami saya sakit, di rumah hari ini beras udah gak ada sama sekali. Makanya saya paksain jualan," katanya sambil memegang keningnya.. air matanya mulai jatuh. saya cuma bisa memberinya sehelai tisu...
"Sekarang makan makin susah bu.... kemarin aja beras gak kebeli... apalagi sekarang... katanya bensin naik.. apa apa serba naik.. saya udah 3 bulan cuma bisa bikin bubur.. kalau masak nasi gak cukup. Hari ini jualan gak laku, nawarin orang katanya gak jajan dulu. Apa apa pada mahal katanya uang belanjanya pada enggak cukup."
"Anak ibu sakit apa?" saya bertanya... "Gak tau ibu..batuknya berdarah..." saya terpana... "Ibu.. ibu harus bawa anak ibu ke puskesmas kan ada BPJS..."
Dia cuma tertunduk.. "Saya bawa anak saya pakai apa bu? gendong gak kuat.. jalannya jauh.. naik ojek gak punya uang..."
"Ini ibu kue bikin sendiri?"
"Enggak bu... ini saya ngambil," jawabnya. Terus ibu penghasilannya dari sini aja? dia mengangguk lemah... berapa ibu dapet setiap hari? gak pasti bu... ini kue untungnya 100-300 perak, bisa dapet 4ribu -12 ribu paling banyak. Kali ini air mata saya yang mulai mengalir...... ibu pulang jam berapa jualan? jam 2.. saya gak bisa lama lama bu.. soalnya uangnya buat beli beras.. suami sama anak saya belum makan. Saya gak mau minta minta, saya gak mau nyusahin orang.
"Ibu, kue-kue ini tolong ibu bagi-bagi di jalan, ini beli beras buat 1 bulan, ini buat 10x bulak balik naik ojek bawa anak ibu berobat, ini buat modal ibu jualan sendiri. Ibu sekarang pulang saja.. bawa kurma ini buat pengganjal lapar..."
Ibu itu menangis... dia pindah dari kursi ke lantai, dia bersujud tak sepatah katapun keluar lalu dia kembalikan uang saya. "Kalau ibu mau beli.. beli lah kue saya. tapi selebihnya enggak bu... saya malu...."
Saya pegang erat tangannya... "Ibu... ini bukan buat ibu... tapi buat ibu saya... saya melakukan bakti ini untuk ibu saya, agar dia merasa tidak sia sia membesarkan dan mendidik saya... tolong di terima..."
Saya bawa keranjang jualannya... saat itu aku memegang lengannya dan saya menyadari dia demam tinggi. "Ibu pulang ya..." dia cuma bercucuran airmata lalu memeluk saya... "Bu.. saya gak mau kesini lagi... saya malu.... ibu gak doyan kue jualan saya... ibu cuma kasihan sama saya... saya malu...."
Saya cuma bisa tersenyum... "Ibu saya doyan kue jualan ibu, tapi saya kenyang... sementara di luar pasti banyak yang lapar dan belum tentu punya makanan. sekarang ibu pulang yaa..."
Saya bimbing beliau menyeberang jalan, lalu saya naikkan angkot... beliau terus berurai air mata...

*dari wall fb bu Ernydar Irfan

Bagi yang masih mampu, sedikit kepeulian kepada yang belum mampu minimal dengan doa, apalagi dengan berbagi harta...

Monday, November 10, 2014

Mau Sukses, Belajar dari orang Sukses adalah jalan pintas


Belajar Sukses dari Orang Sukses bukan hal yang tidak mungkin akan membawa kesuksesan pada diri kita. Asumsinya kita melakukan semua step by step yang dilakukan orang sukses tersebut.

Ini adalah Karakter dan Prinsip Hidup Steve Jobs (CEO Apple), mungkin bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, agar nantinya mudah-mudahan walopun tidak sesukses Steve Jobs, minimal sukses untuk kepuasan kita dalam meraihnya bisa kita rasakan :D

1. KESEDERHANAAN
Siapa yang tdk kenal Apple? Apple memiliki banyak penggemar fanatik krn produk ini SEDERHANA, elegan dan user yang friendly.
Jobs mjdkn kesederhanaan sbg senjata dlm membawa perusahaan meraih byk kesuksesan. Saat menjabat CEO Apple, Jobs menyederhanakan lini produknya mjd 4 saja, yaitu : Professional, Home Consumer, Laptop dan Desktop.

2. TABAH dan KUAT
Steve Jobs adl inspirasi yang Luar Biasa. Dia berjuang melawan kanker pankreas selama 7 tahun (kebanyakan org hny bertahan 1th) namun tetap Berjuang menginovasi produk2 Apple agar merajai dunia.

3. PIAWAI BERNEGOSIASI
Kesepakatan Apple dengan AT&T merupakan bukti kepiawaiannya dlm bernegosiasi. Jobs mampu meyakinkan orang lain karena dirinya sendiri sudah memahami secara detail mengenai desain produknya, mulai dari kelebihan hingga kekurangannya.
Ketika memulai negosiasi dg AT&T tdk seorang pun dr Apple yang percaya bahwa AT&T akan menyetujui idenya kecuali Jobs sendiri. Jobs berhasil.

4. KREATIF
Tahun 2010 adl tahun yang luar biasa bagi Steve Jobs sbg CEO Apple, lantarn ia mengeluarkan byk sekali inovasi2 baru. Yang terbesar pada 7 Januari 2010, Peluncuran iPad dan Tablet Apple berbasis iOS.
Selain merancang produk jobs juga merancang iklan yang menyatakan iPad sbg produk revolusioner dr dunia komputer. Shg dlm 1 bln iPad terjual 15 ribu buah.

5. GREAT PLANNER
Daya Kreativitas dan Inovasi Tinggi Steve Jobs adl buah dr KEMAMPUAN MERENCANAKAN sesuatu dg sempurna.
Jobs seolah mampu melihat masa depan dlm bbrp titik kehidupannya.
Jobs memiliki visi besar sehingga mengubah Apple dari perusahaan komputer dg pasar spesifik (niche market) mjd sebuah perusahaan komputer, eletronik dan musik RAKSASA.

Salam sukses

Friday, November 7, 2014

SIAPA IDOLA MU ?

Sosok ayah kita mungkin bisa menjadi tokoh idola ketiga setelah rasulullah dan para sahabat. Tentu saja ayah yang baik

"Idola"
Sosok Ayah.

Bagaimana gambaran sosok ayah yang baik di rumah. Pasti setiap teman di sini punya kisah masing-masing tentang ayah yang hebat.

Ingin berbagi sekelumit kisah tentang dua orang laki-laki ini, Seorang laki-laki dewasa dan anaknya. Mereka bersama berjanji meraih surga, subhanallah janji yg sangat indah. Sudahkah kita punya mimpi janjian ketemu di surga dengan anak-anak kita?

Taukah ayah, dirimu adalah idola bagi anak-anakmu. Entah berapa kali mereka menanyakan tentang jam, hanya ingin.memastikan tidak mau tidur sebelum melihat wajahmu. Wajah sang idola. Yang kadang mau bermain sebagai kuda, anak-anakmu main di punggungmu, yang kadang mereka rindu suaramu yg menirukan suara hewan-hewan saat membaca buku. Kadang mereka membandingkanku dengan mu, Ketika aku mulai di selubungi emosi, "enakan sama ayah, ga pernah di omelin", karena mereka memang benar-benar mendengarkan nasehatmu. Betapa mereka merindukanmu, selalu. Dan kadang mereka ingin menjadi sepertimu, yang pandai membaca AlQuran dan mau salat berjamaah. Mereka peniru yang ulung ayah. Dan mereka calon penerusmu, Kelak mereka akan.menjadi ayah yg baik, yang sayang dan bertanggungjawab terhadap keluarganya. Didiklah dia, tempalah dia dengan nasehat yg indah dan bekalilah dia dengan akhlaq dan aqidah yang telah Rasulullah contohkan.
Menjadi ayah harus kuat, fisik dan mentalnya, tanggungjawabnya sungguh luar biasa. Bila seorang ayah harus bekerja meninggalkan rumah, menempuh jarak yang cukup jauh, Tanggerang - Depok berangkat pagi pulang malam, dan masih banyak segudang aktivitas pengasuhan di rumah, seperti mendengar murojaah sang anak dan membacakan kisah Rasulullah, hanya cuma ingin bergumul dengan anak-anaknya, ingin dekat, ingin janji ke surganya selalu jadi tujuan utama. Cuma ingin ridho Allah, lelah yg di rasa selama perjalanan yang di tempuh dengan motor tak akan di rasanya, gambaran surga sudah jelas, hanya bagi siapa saja yang mau berlelah payah di dunia, maka azzam ayah dan anak ini begitu bulat.

Siapa yang tak capek, harus bangun jam 4, bacain buku favorit anaknya, MuTe, murojaah lagi dan bersiap ke kantor sebelum meraih tangan anaknya untuk berdua ke masjid, hanya ikut berjamaah salat subuh di masjid. Mereka sama-sama lelah, namun ketika lelah menghampirinya, sekali lagi mereka terbangun, karena ada gambaran surga yang indah.
Wahai para ayah, kami tau lelahmu berkali lipat dari lelah kami yang mengurus rumah, namun jangan biarkan anak-anakmu lalai berjamaah salat subuh. Lelah leleah kita di dunia akan di ganti dengan keindahan surga, sambutlah hadiah terindah dari Allah, surga.
Raih tangan kecil anak laki-lakimu agar mereka mau melakukan salat subuh berjamaah di masjid. Raih tangan kecil anakmu, yang haus belaian kasihmu setelah beberapa lama menunggu kepulanganmu di rumah.

Mari bersama kita tetapkan tujuan untuk mendapatkan surgaNya

Oleh Hilmiyatil Alifah

Semoga Para Calon ayah dapat menjadi ayah-ayah idola

Tips Menjaga Hubungan Suami Istri Tetap Harmonis Bagian 1

Ya secara saya nikah gitu kan, jadi nyari-nyari artikel ginian buat memperdalam ilmu rumah tangga dan bisa sekalian share ke para pembaca  :)
ini beberapa Tips Menjaga Hubungan Suami Istri agar tetap Harmonis

1. Berupaya saling mengenal dan memahami satu sama lain

Perbedaan lingkungan dan kondisi tempat suami atau istri tumbuh sangat berpengaruh dalam pembentukan ragam selera, perilaku, dan sikap yang berlainan pada setiap pihak dari yang lain. Hal itu merupakan kewajiban setiap pasutri untuk memahami keadaan ini dan berusaha mengetahui serta mengenal pihak lain yang menjadi pasangan hidupnya. Mereka juga harus mengetahui semua hal yang berkaitan dengan situasi kehidupan yang mempengaruhi, sehingga dapat maju ke depan dan mewujudkan keharmonisan.

2. Perasaan timbal-balik

Suami dan istri adalah partner dalam satu kehidupan yang direkatkan dalam tali pernikahan; satu ikatan suci yang mempertemukan keduanya. Tak pelak lagi, keduanya harus berbagi suka-duka; membagi kesedihan dan kegembiraan bersama. Keduanya saling berkelindan untuk menyongsong satu cita-cita luhur yaitu mewujudkan tatanan kehidupan berdasarkan aturan Allah dan Rasul-Nya. Untuk memupuk kasih sayang di masing-masing pihak, suami membutuhkan cinta istri, dan istri pun membutuhkan cinta suami.
…Suami dan istri harus berbagi suka-duka, membagi kesedihan dan kegembiraan bersama

3. Setiap pihak harus hormat

Ketika suami atau istri memasuki rumahnya, maka dia layak mendapatkan penghormatan dan apresiasi dari pasangannya. Hal itu bertujuan untuk menjaga harkat dan mengangkat prestise pasutri, sehingga masing-masing merasa nyaman untuk membangun rumah tangga harmonis. Dalam hal ini, sudah menjadi kewajiban pasutri untuk mencari poin-poin positif yang dimiliki masing-masing untuk digunakan sebagai penopang sikap saling menghormati.

4. Berusaha menyenangkan pasangannya

Dalam kehidupan keluarga, bahkan dalam kehidupan sosial secara general, jika seseorang berusaha mengedepankan dan mengutamakan orang lain dari dirinya sendiri, maka berarti dia telah menanam benih-benih cinta dan kedekatan kepada semua orang di sekelilingnya.
Dengan demikian, setiap pasutri disarankan untuk senantiasa menyenangkan pasangannya, dan mendahulukan serta mengutamakannya dari dirinya sendiri, demi memperkukuh ikatan cinta kasih di antara keduanya. Pasalnya, ketika suami melihat istri membaktikan diri untuk menyenangkan dirinya, tentunya dia akan melakukan sesuatu yang bisa membuat senang dan gembira hati istri. Hal itu dilakukannya untuk membalas kebaikan istrinya, atau setidaknya sebagai pengakuan atas kebaikan tersebut.

5. Mengatasi Persoalan Bersama

Pernikahan merupakan bentuk relasi partnership dan partisipasi. Partnership yang berdiri di atas landasan kesamaan tujuan, cita-cita, sikap, intuisi dan perasaan, serta kolaborasi dan solidaritas dalam memecahkan setiap persoalan. Setiap masalah yang timbul dalam kehidupan suami-istri, maka masalah itu dilihat sebagai suatu kecemasan kolektif.

…Setiap masalah yang timbul dalam kehidupan suami-istri, harus dipandang sebagai suatu kecemasan kolektif…

Paradigma demikian memicu suami agar berusaha bekerja keras dalam rangka memberikan kehidupan mulia bagi istri dan anak-anaknya. Pun demikian, istri akan berusaha menjalankan urusan rumah tangga sesuai prosedur yang disepakati bersama. Upaya yang dilakukan oleh suami dan istri tersebut merupakan solusi untuk memecahkan masalah bersama. Pun demikian, baik suami maupun istri tidak perlu menyembunyikan problemnya, bahkan diperlukan kejujuran dan transparansi demi menumbuhkan benih-benih kepercayaan dan saling pengertian, sehingga mudah menemukan solusi. Bisa jadi, permasalahan memiliki dampak positif untuk meneguhkan ikatan suami-istri agar dapat meningkatkan kebijaksanaan dalam rumahtangga.

Ada yang bilang Menikah itu ga enak ...?? Saya setuju dengan statement itu ...

Ada yang mengatakan menikah itu ga enak. Ada yang setuju ? sya setuju banget dg statement itu,, menikah tuh ga enak, tapi enak banget.. hihihi... buktinya nih dah nikah statusisasi aq.. aqh aqh aqh :D

Kalau wanita di pilih jadi pendamping, oouuuuwww senangnya ga kepalang. Eh beneran deh. Hati wanita itu kan mudah tersentuh. ***tapi jangan sesekali main-mainin perasaanya, bisa gaswat darurat..
Siapa bilang wanita itu ribet. Ga kok. Mereka itu butuh di dengar, butuh diperhatikan, butuh di tanyain kabar, udah itu aja--- jangan disalahguanakan untuk pedekate tapi cuma untuk main-main yah. Bahaya!!!


Bila lelaki shalih menikah dg wanita shalihah. Maka mereka akan saling menghargai. Yg tadinya biasa beli baju mahal, sekarang akan nuruni standardnya karena uang belanja dr suami cukup untuk beli yg biasa. Tapi suami yg baik, juga ga enak, pasti mikirnya wah gara-garauang belanja dikit, istriku belanja bajunya g sering dan bajunya murah. Baiklah, aku akan bekerja yg lebih giat lagi supaya aku bisa belikan istri baju yg disukainya itu.
Oowh sikap demikian lebih indah daripada menuntut untuk ingin di mengerti. Ingat, sikap ingin di mengerti ini cikal bakal sikap egois. So, masih mau di piara? Kalau ga, hayuuk di perbaiki lagi niatnya nikah mau ngapain aja

Wanita shalihah dg rela ngikut suami, kalaupun harus ngontrak di rumah petak, mereka ga akan cuap cuap ingin tinggal di rumah gede. Mereka akan tahan keinginanya dalam doa. Dalam sujud. Dan laki-laki shaluh juga ga akan diam begitu saja, mereka juga akan berusaha meningkatkan kualitas hidup anak-istrinya. Jadi, sabar itu modal. Dan kalau kita hidup banyakan dongak, liat ke atas mulu, leher pegel. Tapi kalau pandangan lurus ke depan, suatu saat mimpi itu akan bisa di raih.

Buat hidup kita ini wajar. Baru nikah, belum punya rumah, anggap aja wajar. Belum punya kendaraan bermotor, anggap aja wajar. Lah, kan baru belajar hidup berumahtangga. Jadi wajar harus banyak belajar jadi penumpang angkot/ojeg/bis/CL yg baik. Belajar jd pengontrak rumah yg baik, ikut ngejaga rumah kontrakan supaya selalu bersih. Siapa tau kelak jd juragan kontrakan atau punya usaha angkutan umum.

Lain lagi kalau baru nikah suami udah punya rumah sendiri, mobil sendiri dan pekerjaan mapan. Nah belajarnya bersyukurlah dan jangan takabur.
Menikah itu butuh banyak saling memahami, belajar toleran ke pasangan, dan pada akhirnya menjadi penyejuk mata. Udah itu aja

Urusan yg bikin jadi masalah, mungkin komunikasinya aja yg g nyambung. Masakan kurang garam bisa jadi masalah kalau suami kurang pandai memuji istri. Bisa jadi kalau suami salah bilang, ooowh besok g jadi di masakin lagi, terus mau di sodorin piring kosong gitu. Nah looh  hati-hati yak, kalau bikin sewot menteri pangan dan gizi di rumah.
Menikah itu indah. Mau coba menikah?

(by bunda Hilmiyatil Alifah)

Masih ada yg bilang menikah itu ga enak ??  :D

Thursday, November 6, 2014

Oki Setyadewi Mau melahirkan, apa ya persiapan2 nya?? :D



Mungkin ada yang masih ingat Pemeran utama Film islami "Ketika Cinta Bertasbih" bukan Cinta AADC (Khawatir ada gambar cover AADC, jadi ingat cinta yg itu) yang bertasbih yaa, tapi Oki Setiana Dewi, dalam film tsb berperan sebagai Anna Althufunissa (mudah2an ga salah eja nama)..
Ini nie persiapan nya sebelum melahirkan bayi...

Melihat beberapa persiapan bunda Oki dan suami, subhanallah mereka tak melupakan buku sebagai satu hal yg wajib dihadirkan untuk menyambut kehadiran sang buah hati. Bahkan jauuh sebelum sang baby lahir, sejak di dalam rahim sudah mulai di bacakan
Ohhh, betapa bahagianya melihat usaha yg di lakukan pasangan yg berbahagia ini, sevisi untuk mempersiapkan generasi yg cemerlang.
Bunda Oki sudah berinvestasi buku untuk di bacakan mulai sejak dini untuk buah hati yg di nanti.
Mempersiapkan generasi cemerlang tidak di lakukan secara instan, sangat setuju dengan langkah bunda Oki yg sedang mempersiapkan calon pemimpin yg hebat, salah satunya dengan membacakan buah hatinya buku-buku yg berkualitas
Bagi calon bunda yg juga menantikan hadirnya sang buah hati, yuuk bacakan janin yg ada di rahim dengan buku-buku dan semoga selalu sehat agar siap menyambut kehadiran buah hati kita..

oleh Hilmiyatil Alifah

Ini llloh resep rendang mba-ba, bu ibu...


Saya sekedar ingin berbagi info tentang masakan, karena baru saja resmi mendapat status menikah, rasanya lagi semangat-semangat untuk saya latihan memasak  :D
Kali ini ingin mencoba resep rendang daging sapi (mirip2 masakan padang laah, ;) )

sebenarnya kalo sudah menikmati kelezatan masakan rendang daging sapi khas padang kadang membuat saya selalu ingin nambah terutama saat makan di rumah makan padang. Tetapi niat tersebut terkadang harus diurungkan (..malu). Nah sekarang buat yang mengalami hal yang sama, kenapa tidak mencoba membuat rendang sendiri ? Sehingga bisa puas menikmati enaknya rendang asli khas padang, hehe

Rendang daging sapi asli padang dalam hal ini resep membuat masakan rendang daging dapat ditemukan dengan mudah saat berselancar di Internet, salah satunya adalah blog kami ini. Selanjutnya untuk bahan dan bumbu rendang daging bisa disesuaikan sesuai kebutuhan, maklum saat ini harga daging sapi cukup tinggi :) Buat yang berkunjung ke blog info resep, silahkan dicek resep dan cara membuat rendang daging sapi yang kami tampilkan ini

Bahan-bahan rendang :
1 kilogram daging sapi segar dan tanpa lemak lebih baik
10 gelas santan kelapa tua, ± 3 buah kelapa

Bumbu-bumbu rendang daging sapi :
2 lembar daun kunyit, buat simpul
2 lembar daun jeruk purut, tulang daunnya dibuang
2 buah asam kandis
1 batang serai, dimemarkan / digeprek
Garam dapur, secukupnya

Bumbu rendang (dihaluskan) :
100 gram cabe merah giling, bisa juga menggunakan cabe utuh hanya perlu proses
13 siung bawang merah
8 siung bawang putih
4 buah kemiri
1 centimeter jahe
1½ centimeter laos, digeprek / dimemarkan

Cara Membuat Rendang Daging Sapi
Bersihkan terlebih dahulu kemudian potong-potong daging sapi tanpa lemak sesuai selera / kebutuhan. sisihkan
Rebuslah santan dalam wajan menggunakan api sedang, masukkan pula bumbu yang telah dihaluskan, daun jeruk, daun kunyit dan asam kandis
Rebusan santan dan bumbu tersebut tetap diaduk agar tidak pecah hingga mengental
Setelah rebusan mengeluarkan minyak, masukkan daging sapi yang telah dpotong-potong
Terakhir dan merupakan bagian inti : aduk dan diaduk terus, jangan sampai berhenti hingga bumbu rendang agak mengering dan berwarna kecoklatan dan daging empuk
Angkat dan siap disajikan

Nikmati rendang sapi khas padang dengan nasi hangat dan sambal cabe hijau, dan jangan lupa sayuran yg banyak guna mengimbangi efek kolesterol daging. Ups.. selamat mencoba membuat rendang resep daging sapi...

sukses yaa  :D

Buku Gudang Ilmu, klo Google gudang apa dong ?? :D | Hello World

Bacakan anak2 kita buku bunda ...  :)

Menghimbau tanpa bosan dan semoga tiada rasa bosan dari kawan-kawan yg membaca postingan saya terkait dengan buku.
."Bacain mereka bu? Haduuuh, urusan rumahku aja belum selesai, mau bacain mereka buku? Tidaak - tidak, waktuku habis nanti, rumahku ga akan pernah rapi nanti, kalau aku invest buku yg seabreg ituh!!!!"

"Bacain mereka buku? Yang bener aja, cicilan rumah, mobil, perabot belum juga beres dan menenangkanku, malah aku di suruh-suruh bacain mereka buku. Tidaaak-tidaak, nambah pusing aku aja melihat buku yg tebel itu!!!!!"

"Bacain mereka buku? Hei, ga tau yah capeknya aku, seharian gelantungan, berdesakan, belum lagi di omelin bos, haduuuuh, sana-sana jauuh-jauuh yah, daripada bikin esmosi aku aja, ga sempet bacain kalau sekarang tapi nanti aja ya. Lagian apa ngaruhnya siy??? Toh mereka sudah sekolah di tempat yg mahal, aku bayar guru yg hebat, mau apa lagi siyyyy!!!!!"

Anak-anak hanya mau di perhatikan. Di dengar. Di ajak ngobrol, sharing pengalaman dengan kawan-kawannya. Cuma ingin bareng-bareng dengan kita. Pengen di ajak becanda. Pengen di mengerti. Pengen di tanya ttg cerita yg mereka gambar, pengen deket-deket kita. Orangtua mereka.
"Tapiiii, bisaa kan tanpa buku"

Bisa sebenarnya. Namun, dengan buku cara-cara pedekate kita, ide-ide kita bisa terbantu untu menyenangkan mereka. Tidak hanya itu, mereka juga bisa belajar banyak hal dari buku yg akan kita bacakan. Selain membangun kedekatan dengan anak-anak, buku memberikan manfaat lain. Ilmu
Dan amal yg tak akan pernah putus, ilmu yg bermanfaat.

Kenangan yang tak kan terhapus saat kita membacakan mereka buku tentang banyak hal. Sistem otak mereka akan menyimpannya, suatu saat, kelak atau dalam masa yg tidak akan lama, memori itu akan hadir ketika mereka butuhkan.
Membutuhkan usaha yg tak sedikit memang, karena semua itu akan menguras tenaga, waktu dan mungkin budget, namun ketika kita merasakan manfaat yg berbeda. Membandingkannya bila anak tidak kita bacakan, tidak kita dekati. Bagaimana rasanya, pilih yang mana? Membiarkan mereka tumbuh tanpa kita mengenal mereka atau sampai tak tau warna kesukaannya sekarang atau memilih untuk dejat dengan anak-anak, diskusi tentang isi buku???

Setiap detik mereka tumbuh, namun kadangkala kita tak dapat menyaksikannya. Setiap menit mereka bisa berubah, kadangkala kita tak di sisinya. Setiap jam mereka bisa melakukan apa saja, kadangkala kita masih belum bisa optimal berada di sisinya.
Namun, ada waktu tertentu yg bisa kita optimalkan untuk mendengarkan mereka. Untuk melebur dengan mereka, menjadi teman baiknya. Menjaga dan memastikan mereka berada pada jalur yg senantiasa dj ridhoi Allah adalah hal yg tak bisa kita lewatkan.

Mengingatkannya pada jadwal salat, tanpa kita bekalu mereka ilmu salat, kadangkala masih menyisakan tanya, kenapa aku salat??? Mengingatkannya untuk berpuasa, kadang masih berat, kenapa aku puasa? Jelas sekali, bahwa kehadiran kita sebagai orangtuanya tak hanya wajib menyekolahkannya saja, tak hanya mencukupi kebutuhan jasmaninya saja.
Bacakanlah ayat, bacakanlah buku yg menjelaskan kenapa dan apa yg harus dilakukan seirang hamba Allah. Ummat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam agar hidupnya selamat dunia akhirat.
Maka perintah pertama Allah untuk RasululNya. Iqro

Masihkan kita membantah perintahNya... Iqro (bacalah)

oleh bunda Hilmiyatil Alifah

Wednesday, November 5, 2014

Barangkali Bunda Lupa Hak Utama Anak Bunda ?? mungkin ini dapat mengingatkan Ayah dan Bunda yaaa

beberapa hari lalu saya membaca share dari rekan teman saya, sangat menyentuh. Jadi was was mungkin bagi yg sudah memiliki buah hati. Dan jadi pengingat saya pribadi karena saya baru saja menikah (alhamdulillah ya sesuatu banget, cetar membahana) xixixi


ini dia, langsung aja kita ke TKP

"Ada hak anak yg tak boleh kita tunda mil" nasehat sahabat yg selalu ku ingat.
Hmmm, Hak anak. Rasanya kita semua paham dengan hal yg berkaitan dg urusan hak anak. Tapi bila kita menyadarinya, maka kita akan sibuk mencari apakah pola asuh kita di rumah sudah memang seutuhnya memberikan hak anak???
Berat juga yah. Karena yg harus kita sadari, pertama akan tiba suatu masa untuk di pertanggungjawabkan dg pola asuh kita. Mari kita hadirkan rasa ada yg Mengawasi kita, ada yg menyaksikan kita, dan Dialah Allah yg Maha Melihat.
Anak-anak adalah amanah dari Allah, bukan sebagai titipan biasa. Ada hak dan kewajiban yg harus kita sadari dan ingat baik-baik. Anak-anak yg lahir dari rahim seorang ibu, sesungguhnya sudah menyandang hak: untuk kita kenalkan pada siapa mereka bersujud, kepada siapa mereka merujuk?
Memperlakukan mereka, bukan seperti kita menitipkan sandal pada marbot di sebuah masjid dan suatu saat kita mau akan kita ambil sandal itu. "Pak, saya titip sandal, tolong di jaga baik-baik, nanti ketika saya selesai salatnya, saya boleh mengambilnya lagi?"
Anak-anak kita ajak ke masjid, kita salat di masjid namun membiarkan mereka tak salat, dg alasan ahh masih kecil, belum waktunya salat, dg sadar kita membiarkan mereka lolos dari pengenalan konsep belajar salat dari sejak dini.
Memperlakukan mereka bukan saja memilihkan sekolah yg bagus, namun di rumah mereka tak mendapat tauladan dari kita, orangtuanya? Di sekolah dibiasakan menghafal di rumah kita sodorin tv kabel, agar mereka tak mengganggu aktifitas kita. Agar mereka menjadi anak pasif yg tak berkutik ketika sorotan gambar mengacaukan mata dan pikirannya. Di rumah tivi non stop daripada mendengar mereka murojaah?? Di rumah tak pernah kita perdengarkan bacaan AlQuran dari ayah dan bundanya.
Bagaimana anak-anak meneladani orangtuanya, bila dalam kesehariannya tak pernah di temukan olehnya pendidikan yg di sebut madrasah pertamaya?
Kita bebaskan mereka bermain yg tak terarah. Tak kita kenalkan hak dan kewajibannya sebagai khalifah di bumi. Tak pernah kita sentuh sisi sosialnya untuk peduli dg kisah orang lain di sekitarnya. Mau jadi apa kelak bila begini terus?
Lanjuuut yah
"Bapak dan ibu, saya akan titipkan anak-anak saya disini belajar tentang agama dan lain-lainnya ya. Bila suatu saat nanti mereka sudah lulus dari sekolah ini, bolehkah mereka pulang ke rumah kami?"
Tak ada yg menjamin bahwa mereka anak-anak akan betah atau merindukan rumah, bila masa kecilnya tak ada yg menjadi kenangan manis salat berjamaah dimaajid dg ayah, belajar membaca dengan ibu. Membuat dan makan kue buatan ibu. Belajar bersepeda dg ayah. Bila kita tak mengisinya dg sentuhan hati, bagaimana mereka belajar mengenal hati yg rindu?
Mendidik anak bukan sekadar memberikan makanan yg mahal dan bergizi, pakaian serta hunian yg indah, ada hal yg menjadi hak anak, kehangatan dari penghuninya.
Terimakasih kawan yg telah mengingatkan kami. Sungguh kami meyakini masa dimana akan datang waktu mempertanggungjawabkan pendidikan anak-anak kami. Semoga kita tidak termasuk golongan yg melalaikan hak-hak anak. Aamiin

tulisan bunda Hilmiyatil Alifah... ahh, menyentil sekali... jadi merinding bacanya..
Semoga para pembaca tidak melupakan Hak Anak nya yaa.. dan bagi yang belum memiliki anak, diingat baik-baik Hak Utama Anak Anda..

salam

Tuesday, November 4, 2014

SELF DISCIPLINE | DISIPLIN DIRI SENDIRI | MENTAL JUARA | PENDIDIKAN ANAK | ENTREPRENEUR Bagian 3 habis



Dibagian terakhir (loh, kapan bagian awalnya??) ini kita membicarakan yang masih hangat atau bahkan masih ramai dibicarakan di media dan sosmed. Bliau adalah Bu Susi yang saat ini menjabat Menteri Kelautan NKRI.
Semoga kebenaran hakiki menetap di bu Susi menteri kelautan kita.. amin..
Dan semoga yang membaca, dapat mengambil nilai-nilai super tsb.. amin

Metakognisi Susi
Sekarang kita bahas menteri kelautan dan perikanan yang ramai diolok-olok karena "sekolahnya". Beruntung,
banyak juga yang membelanya.
Khusus terhadap Susi, saya bukanlah mentornya. Ia terlalu hebat. Ia justru sering saya undang memberi kuliah. Dia adalah "self driver" sejati, yang bukan putus sekolah, melainkan berhenti secara sadar. Sampai di sini, saya ingin mengajak Anda merenung, adakah di antara kita yang punya kesadaran dan keberanian sekuat itu?
Akan tetapi, berbeda dengan kebanyakan orangtua yang membiarkan anaknya menjadi "passenger", ayah Susi justru marah besar.
Pada usia muda, di pesisir selatan yang terik, Susi memaksa hidup mandiri. Ditemani sopir, ia menyewa truk dari Pangandaran, membawa ikan dan udang, dilelang di Jakarta. Hal itu dijalaninya selama bertahun-tahun, seorang diri.
Saat saya mengirim mahasiswa pergi "melihat pasar" keluar negeri yang terdiri dari tiga orang untuk satu negara, Susi membujuk saya agar cukup satu orang satu negara.

Saya menurutinya (kisah mereka bisa dibaca dalam buku 30 Paspor di Kelas Sang Profesor).
Dari usaha perikanannya itu, ia jadi mengerti penderitaan yang dialami nelayan. Ia juga belajar seluk-beluk logistik ikan, menjadi pengekspor, sampai terbentuk keinginan memiliki pesawat agar ikan
tangkapan nelayan bisa diekspor dalam bentuk hidup,
yang nilainya lebih tinggi.
Dari ikan, jadilah bisnis carter pesawat, yang di bawahnya ada tempat penyimpanan untuk membawa ikan segar.
Dari Susi, kita bisa belajar bahwa kehidupan tak bisa hanya dibangun dari hal-hal kognitif semata yang hanya bisa didapat dari bangku sekolah. Kita memang membutuhkan matematika dan fisika untuk memecahkan rahasia alam. Kita juga butuh ilmu-ilmu baru yang basisnya adalah kognisi. Akan tetapi, tanpa kemampuan nonkognisi, semua sia-sia.

Ilmu nonkognisi itu belakangan naik kelas, menjadi metakognisi: faktor pembentuk yang paling penting dibalik lahirnya ilmuwan-ilmuwan besar, wirausaha kelas dunia, dan praktisi-praktisi andal.
Kemampuan bergerak, berinisiatif, self discipline, menahan diri, fokus, respek, berhubungan baik dengan orang lain, tahu membedakan kebenaran dengan pembenaran, mampu membuka dan mencari "pintu" adalah fondasi penting bagi pembaharuan, dan kehidupan yang produktif.
Manusia itu belajar untuk membuat diri dan bangsanya tangguh, bijak mengatasi masalah, mampu mengambil keputusan, bisa membuat kehidupan lebih produktif dan penuh kedamaian.

Kalau cuma bisa membuat keonaran dan adu pandai saja, kita belum tuntas mengurai persepsi, baru sekadar mampu mendengar, tetapi belum bisa menguji kebenaran dengan bijak dan mengembangkannya ke dalam tindakan yang produktif. Ketiga orang itu mungkin tak sehebat Anda yang senang melihat kecerdasan orang dari pendekatan kognitif yang
bermuara pada angka, teori, ijazah, dan stereotyping.

Akan tetapi, saya harus mengatakan, studi-studi terbaru menemukan, ketidakmampuan meredam rasa tidak suka atau kecemburuan pada orang lain, kegemaran menyebarkan fitnah dan rasa benar sendiri, hanya akan menghasilkan kesombongan diri.

Anak-anak kita pada akhirnya belajar dari kita, dan apa
yang kita ucapkan dalam kesaharian kita juga akan
membentuk mereka, dan masa depan mereka.

dikutip dari :

Prof Rhenald Kasali
Senin, 3 November 2014 (@Rhenald_Kasali)
KOMPAS.com


Semoga bermanfaat yaa... cukup menggetarkan jiwa ga sie?? klo bagi saya ini cambuk hati dan jiwa, semoga kita bisa memulai (bagi yang sadar blum mulai), mempertahankan (bagi yg sudah menjalani), dan meningkatkan kemampuan (bagi yg sudah lama menjalani).. 

SELF DISCIPLINE | DISPILIN DIRI SENDIRI | MENTAL JUARA | PENDIDIKAN ANAK | ENTREPRENEUR Bagian 2



Hai semua, para pembaca, semoga ga bosan dengan apa yang disampaikan yaaa  :D
Ini sambungan dari tulisan Prof dari UI. Kali ini kita bukan akan membicarakan film AADC yaaa, tapi karena gambar tersebut cukup familiar, jadi bisa fresh dalam ingatan kita mengenai sosok yang akan dibicarakan, dia adalah mba Dian Sastrowardoyo smoga bermanfaat dan bisa diambil nilainya..  Nama penjanganya mba Diandra Paramitha Sastrowardoyo
cekidot yaa  :D

Mba Dian Sastro
Dia juga mahasiswi saya yang keren. Sewaktu diterima
di program S-2 UI, banyak juga yang bertanya: apa benar artis mau bersusah payah belajar lagi di UI?
Anak-anak saya di UI tahu persis bahwa saya memang
cenderung bersahabat, tetapi mereka juga tahu sikap
saya: "no bargain on process and quality".

Dian, sudah artis, dan sedang hamil pula saat mulai kuliah. Urusannya banyak: keluarga, film, dan seabrek tugas. Namun lagi-lagi, satu hal ini jarang dimiliki yang lain: self discipline. Ia tak pernah abai menjalankan tugas.
Sebulan yang lalu, setelah lulus dengan cum laude dari
MM UI, ia berbagi pengalaman hidupnya di program S-1 pada kelas yang saya asuh.
"Saat ayah saya meninggal dunia, ibu saya berujar:
kamu bukan anak orang kaya. Ibu tak bisa menyekolahkan kalau kamu tidakoutstanding," ujarnya. Ia pun melakukan riset terhadap putri-putri terkenal. Di situ ia melihat nama-nama besar yang tak lahir dari kemudahan. "Saya tidak cantik, dan tak punya apa-apa," ujarnya.
Dengan uang sumbangan dari para pelayat ayahnya, ia
belajar di sebuah sekolah kepribadian. Setiap pagi, ia
juga melatih disiplin, jogging berkilo-kilometer dari Jatinegara hingga ke Cawang, ikut seni bela diri.
"Mungkin kalian tak percaya karena tak pernah menjalaninya," ujarnya.
Itulah mental kejuangan, yang kini disebut ekonom James Heckman sebagai kemampuan nonkognisi.
Dian lulus cum laude dari S-2 UI, dari ilmu keuangan pula,
yang sarat matematikanya. Padahal, bidang studi S-1
Dian amat berjauhan: filsafat..

Nah bagaimana pemirsa, mengharabiru kan? sangat amejing cetar membahana.. tingkat dewa lah.. hahaha (#lebaymodeOn)

Sekali lagi smoga bisa diambil manfaatnya, saya melihat saat itu orang-orang begitu ramai membicarakan sosok ini, dan pas nie, dikasih share-an Prof. dari UI tsb. Ya kita doakan saja mba Dian menjadi orang yg taat beragama, mengingat termasuk Mualaf...amiin

SELF DISCIPLINE | DISIPLIN DIRI SENDIRI | MENTAL JUARA | PENDIDIKAN ANAK | ENTREPRENEUR | Bagian 1



Terimakasih sudah mau membaca tulisan saya.
Saya dapat share-an dari seorang rekan, disaat kami sedang mendiskusikan tentang training dan pembuatan buku, harapannya sie bisa buat dipelajari dimasa yang akan datang.
Tulisan yang dishare ini dikutip dari sebuah harian online. Ditulis oleh seorang Profesor dari UI, mungkin klo disebutkan namanya, para pembaca langsung mengenal namanya, namun saya tidak ingin menyebutkan di bagian 1 dari tulisannya. Nanti di bagian ketiga, akan saya tulis kutipan atas namanya.. Oke!!!  disimak yaa  :D :D

Saya kebetulan mentor bagi dua orang ini:
Dian Sastro dan Mooryati Soedibyo.
Akan tetapi, pada Susi Pudjiastuti yang kini menjadi menteri, saya justru belajar.
Ketiganya perempuan hebat, tetapi selalu diuji oleh sebagian kecil orang yang mengaku pandai.
Entah ini stereotyping, atau soal buruknya metakognisi bangsa, saya kurang tahu persis.
☑Mooryati Soedibyo.
Sewaktu diterima di program doktoral UI yang pernah saya pimpin, usianya saat itu sudah 75 tahun. Namun,
berbeda dengan mahasiswa lain yang datang pakai jins,
dia selalu berkebaya. Anda tentu tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk berkebaya, bukan? Akan tetapi, ia memiliki hal yang tak dimiliki orang lain:
self discipline.
Sampai hari ini, dia adalah satu-satunya mahasiswa saya yang tak pernah absen barang sehari pun. Padahal, saat itu ia salah satu pimpinan MPR.Memang ia tampak sedikit kewalahan "bersaing" dengan rekan kuliahnya yang jauh lebih muda. Akan tetapi, rekan-rekan kuliahnya mengakui, kemajuannya cepat. Dari bahasa jamu ke bahasa strategic management dan science yang banyak aturannya.
Teman-teman belajarnya bersaksi: "Pukul 08.00 malam, kami yang memimpin diskusi. Tetapi pukul 24.00, yang muda mulai ngantuk, Ibu Moor yang memimpin. Dia selalu mengingatkan tugas harus selesai, dan tak boleh asal jadi."
Masalahnya, ia pemilik perusahaan besar, dan usianya sudah lanjut. Ada stereotyping dalam kepala sebagian orang. Sosok seperti ini jarang ada yang mau kuliah sungguhan untuk meraih ilmu. Nyatanya, kalangan berduit lebih senang meraih gelar doktor HC (honoris causa) yang jalurnya cukup ringan.
Akan tetapi, Mooryati tak memilih jalur itu. Ia ingin
melatih kesehatan otaknya, mengambil risiko dan lulus 4
tahun kemudian. Hasil penelitiannya menarik perhatian Richard D’aveni (Tuck School-USA), satu dari 50 guru strategi teratas dunia. Belakangan, ia juga sering diminta memaparkan kajian risetnya di Amerika Serikat, Belanda, dan Jerman.
Meski diuji di bawah guru besar terkemuka Prof Dorodjatun Kuntjoro Jakti, kadang saya masih mendengar ucapan-ucapan miring dari orang-orang
yang biasa menggunakan kacamata buram dan lidahnya pahit. Ada saja orang yang mengatakan ia "diluluskan" dengan bantuan, "sekolahnya hanya dua tahun", dan seterusnya.
Anehnya, kabar itu justru beredar di kalangan perempuan yang tak mau tahu keteladanan yang ia tunjukkan. Kadang ada juga yang merasa lebih tahu dari apa yang sebenarnya terjadi. Akan tetapi, ada satu hal yang sulit mereka sangkal. Perempuan yang meraih doktor pada usia 79 tahun ini
berhasil mewujudkan usahanya menjadi besar tanpa.fasilitas. Perusahaannya juga go public.
Padahal, yang menjadi dosennya saja belum tentu bisa melakukan hal itu, bahkan membuat publikasi ilmiah internasional saja
tidak. Namun, Bu Moor juga berhasil mengangkat reputasi jamu di pentas dunia.

Bersambung ya pembaca.... (yaaa penonton kecewaaa...  :D)
inshaAllah ditulisan berikutnya (y)