Saturday, October 25, 2014

Bu Guruku Pandai Mengajar | Psikologi Anak | Pendidikan Anak | Islam is My Way part 1



Seperti biasa kami ngobrol tentang murid-murid, berita seputar politik, lalu liburan, jalan-jalan, dll. Lalu ada yang nge-share tulisan. Sudah lama pernah membaca tulisan, tapi mungkin lupa lagi dan ada baiknya sya share agar lebih banyak orang dapat tahu dan merenungkannya  :D
Ga panjang2 amat tapi lumayan laah.. n___n
Disimak yaaa sista, mba dan atau bu Ibu...

Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam.
Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru
berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka
berserulah “Penghapus!”. Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian
cepat. Beberapa saat kemudian sang guru
kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur,maka berserulah “Penghapus!”, jika
saya angkat penghapus,maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang kembali. Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk,dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak
lagi kikuk. Selang beberapa saat,permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid muridnya. “Anak-anak, begitulah ummat Islam.
Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang
bathil itu bathil. Namun kemudian,musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara,
untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar
bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan
dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian
mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan
etika.” “Keluar berduaan, berkasih-
kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang
lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend,materialistik kini menjadi suatu gaya
hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah
terbalik. Dan tanpa disadari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Guru kepada murid-
muridnya. “Paham Bu Guru”.
“Baik permainan kedua,” Ibu Guru melanjutkan. “Bu Guru ada Al Qur’an, Bu Guru akan meletakkannya di
tengah karpet. Quran itu “dijaga” sekelilingnya oleh ummat yang
dimisalkan karpet.Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.
Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku
lain, tanpa memijak karpet?”

Bersambung (Penonton kecewaaaa  :D)

No comments:

Post a Comment