Cinta
itu indah, karena dia bekerja dalam ruang kehidupan yang luas. Dan
inti pekerjaannya adalah memberi. Memberi apa saja yang diperlukan oleh
orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan lebih
berbahagia karenanya.
Para pecinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidup mereka: memberi.
Terus menerus memberi. Dan selamanya begitu. Menerima? Mungkin, atau
bisa juga jadi pasti! Tapi itu efek. Hanya efek. Efek dari apa yang
mereka berikan. Seperti cermin kebajikan yang memantulkan kebajikan
yang sama. Sebab, adalah hakikat di alam kebajikan bahwa setiap satu
kebajikan yang kita lakukan selalu mengajak saudara-saudara kebajikan
yang lain untuk dilakukan juga.
Itu juga yang membedakan para pecinta sejati dengan para pecinta palsu. Kalau kamu mencintai seseorang dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dalam siraman airmu. Ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu.
Itu juga yang membedakan para pecinta sejati dengan para pecinta palsu. Kalau kamu mencintai seseorang dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dalam siraman airmu. Ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu.
Para
pecinta sejati tidak suka berjanji. Tapi begitu mereka memutuskan
mencintai seseorang, mereka segera membuat rencana memberi. Setelah itu
mereka bekerja dalam diam dan sunyi untuk mewujudkan rencana-rencana
mereka. Setiap satu rencana memberi terealisasi, setiap itu pula satu
bibit cinta muncul bersemi dalam hati orang yang dicintai. Janji
menerbitkan harapan. Tapi pemberian melahirkan kepercayaan.
Bukan
hanya itu. Rencana memberi yang terus terealisasi menciptakan
ketergantungan. Seperti pohon tergantung dari siraman air dan cahaya
matahari. Itu ketergantungan produktif. Ketergantungan yang
menghidupkan. Di garis hakikat ini, cinta adalah cerita tentang seni menghidupkan hidup.
Mereka menciptakan kehidupan bagi orang-orang yang hidup. Karena itu
kehidupan yang mereka bangun seringkali tidak disadari oleh orang-orang
yang menikmatinya. Tapi begitu sang pemberi pergi, mereka segera
merasakan kehilangan yang menyayat hati. Tiba-tiba ada ruang besar yang
kosong tak berpenghuni. Tiba-tiba ada kehidupan yang hilang tak
berpenghuni. Tiba-tiba ada kehidupan yang hilang.
Barangkali
suatu saat kamu tergoda untuk menguji dirimu sendiri. Apakah kamu
seorang pecinta sejati atau pecinta palsu. Caranya sederhana. Simak
dulu pesan Umar bin Khattab ini: hanya ada satu dari dua perasaan
yang mungkin dirasakan setiap orang pada saat pasangan hidupnya wafat:
merasa bebas dari beban hidup atau merasa kehilangan tempat bergantung.
Sekarang
bertanyalah pada pasangan hidup anda tanpa dia ketahui: jika aku mati
sekarang, apakah kamu akan merasa bebas dari sebuah beban atau akan
merasa kehilangan tempat bergantung? Kalau dia merasa kehilangan, maka
di langit hatinya akan ada mendung pekat yang mungkin menurunkan hujan
air mata yang amat deras. Jika tidak, mungkin senyumnya merekah sambil
berharap bahwa kepergianmu akan memberinya kesempatan baru untuk
membangun kehidupan yang lebih baik.
notes : Jalan Cinta para pejuang
notes : Jalan Cinta para pejuang
No comments:
Post a Comment