Dalam diam kita pun menyadarinya, semua ini terjadi atas ketulusan Cinta.
Entah cinta yang bagaimana, yang ku tahu rasa ini benar PemberianNya,
dan tiada yang sanggup mengelak atas apa yang menjadi kehendakNya
Ia mendiami hati meski kita tak pernah berjumpa.
Ketika wajah masih bisa tersenyum, meski hati menangis.
Entah cinta yang bagaimana, yang ku tahu rasa ini benar PemberianNya,
dan tiada yang sanggup mengelak atas apa yang menjadi kehendakNya
Ia mendiami hati meski kita tak pernah berjumpa.
Ketika wajah masih bisa tersenyum, meski hati menangis.
Ketika kita masih bisa tertawa, saat hati benar-benar terluka,
dan ketika pengorbanan ini membuat banyak orang berbahagia,
dan ketika pengorbanan ini membuat banyak orang berbahagia,
Hanya inilah hal terbaik yang bisa kita lakukan.
dan akhirnya sesaat kita berjumpa dalam nyata,
tidak mengapa... begini saja cukup :')
meski setelah ini hati memikul pengorbanan seumur hidup
meski setelah ini hati memikul pengorbanan seumur hidup
Bersikap bahwa hatimu baik-baik saja mungkin berlaku bagi mereka, tapi tidak bagiku,
dan ketika kedua matamu basah, begitu juga aku..
Karena sejak saat itu... Hati ini dapat membaca makna yang tersimpan dalam benak.
Meski raga tak bisa bersama.... begini saja cukup...
Menjaga hati tersimpan rapi tanpa kata,
Hingga jasad mencium harum tanah basah.
Dalam Hatimu aku Hidup, dan dalam hening Doa Namamu ku sebut :')
Karena sejak saat itu... Hati ini dapat membaca makna yang tersimpan dalam benak.
Meski raga tak bisa bersama.... begini saja cukup...
Menjaga hati tersimpan rapi tanpa kata,
Hingga jasad mencium harum tanah basah.
Dalam Hatimu aku Hidup, dan dalam hening Doa Namamu ku sebut :')
No comments:
Post a Comment