Monday, February 17, 2014

Masa Muda Muhammad SAW




Pendahuluan
Nabi Muhammad saw melewati masa mudanya dengan menggembala kambing. Beliau pernah berkata kepada para sahabatnya : “ Musa diutus Allah, dia menggembalakan kambing. Daud diutus Allah, dia menggembalakan kambing. Aku diutus Allah, juga menggembalakan kambing.
Sambil menggembala kambing, benaknya dipenuhi berbagai pemikiran yang baik-baik. Selalau muncul pertanyaan dalam dirinya, siapa yang menjadikan bintang-bintang ini bercahaya? Siapa yang membuat matahari dan bulan ada di langit secara bergantian?  Pikiran –pikiran yang baik inilah yang membuat beliau terjaga dari pikiran-pikran buruk sehingga terjaga akhlaqnya.

Situasi mekah.
Pada saat beliau muda, kondisi Mekah khususnya dan jazirah Arab pada umumnya , sangat dipenuhi dengan ha-hal yang buruk. Mereka menyembah patung, mabuk,  berbuat curang, berbohong, malas, dan masih banyak lagi perbuatan buruk yang menjadi keseharian penduduk Mekah.
Pernah suatu hari, Muhammad muda ingin pergi ke kota untuk melihat sebuah pesta perkawinan.  Beliau meminta kepada temannya untuk menjaga kambingnya selama beliau pergi.
Muhammad pun pergi memasuki Mekah. Di ujung kota, beliau melihat keramaian pesta perkawinan yang nampak dipenuhi berbagai hiburan,musik dan tari-tarian,  banyak orang berpakaian indah. Namun belum sempat beliau sampai ke tempatnya, tiba-tiba beliau merasakan badannya sangat letih sehingga tertidur dibawah pohon hingga keesokkan harinya. Beliau tidak sempat melihat pesta perkawinan sedikitpun.
Esok hari nya, kembali beliau berniat melihat pesta perkawinan di tempat yang berbeda. Sebelum tiba di tempat pesta, telinganya mendengar musik yang sangat indah yangmembuat beliau mengantuk dan tertidur. Kembali beliau tidak sempat melihat pesta pernikahan, melihat keramaian di Mekah.
Sejak itu, beliau tidak lagi berminat untuk melihat pertunjukkan musik dan tarian di pesta perkawinan. Allah menyelamatkan akhlaqnya.

Berdagang ke Syam
Pada musim Semi tahun 595 Masehi, para pedagang Mekah mulai bersiap-siap untuk mengadakan perjalanan perdagangan ke Syam atau Syria. Salah satu penduduk Mekah yang bernama Khadijah juga sedang mempersiapkan barang dagangannya, tetapi belum menemukan seseorang untuk menjadi pemimpin kafilahnya. Beberapa nama sudah diusulkan tetapi tidak satupun yang berkenan di hatinya.
Mendengar ini, Abu Thalib mendatangi Khadijah dan menawarkan kepadanya, Muhammad,  keponakkannya yang baru berusia 25 tahun untuk memimpin rombongan dagangan Khadijah. Abu Thalib tahu bahwa Muhammad belum berpengalaman, tetapi beliau sangat yakin beliau akan mampu. Seperti penduduk Mekah yang lainnya, Khadijah pun mendengar nama Muhammad. Yang dia yakini adalah kejujuran Muhammad,bukankah orang Mekah menjulukinya “ Al Amin” atau “orang yang bisa dipercaya. Maka Khadijah segera menyetujui usul Abu Thalib, apalagi Khadijah bersedia memberi upah 2 x lipat sehingga Abu Thalib pulang kerumah dengan gembira.
Segera Abu Thalib dan Muhammad  menemui Khadijah yang kemudian menjelaskan tentang seluk beluk perdagangan. Muhammad yang cerdas, segera memahami semuanya.
Maka khalifah pun disiapkan, suara terdengar riuh rendah. Khadijah menyertakan pembantu laki-lakinya yang  terpercaya , Maisarah namanya, untuk mendampingi Muhammad di perjalanan.
Pemimpin kafilah membunyikan bel dan semuanya segera berngkat. Berangkatlah Muhammad menempuh jalur yang pernah ditempuhnya bersama pamannya, 13 tahun yang lalu.
Pada musim panas, kafilah Mekah berangkat menjelang senja dan terus berjalan pada malam hari. Mereka beristirahat pada siang hari, karena perjalanan siang hari pasti akan sangat melelahkan semuanya karena teriknya matahari Gurun.
Di perjalanan, Muhammad mendapati Maisarah adalah teman yang baik. Dengan senang hati, Maisarah menunjukkan dan menceritakan sejarah berbagai tempat yang mereka lewati. Muhammad juga menemui bahwa anggota kafilah yang lainnya ,  sangat ramah dan baik kepadanya. Setelah berjalan selama sebulan tibalah mereka di Syria.
Setelah istirahat beberapa hari, mulailah pedagang menuju pasar. Walaupun kali ini adalah pengalaman pertama, tetapi Muhammad tidak bingung dengan tugasnya. Maisarah tercengang melihat cara Muhammad mengambil keputusan, pikirannya tajam serta jujur. Semua barang yang mereka bawa, laku terjual dengan jumlah keuntungan yang sangat besar yang belum pernah diperoleh Khadijah sebelumnya.
Di Syria, setiap orang yang berjumpa Muhammad pasti sangat terkesan. Penampilan Muhammad sangat mempesona, ramah dan perhatiannya sangat besar terhadap setiap orang.
Waktu pulang pun tiba, saat yang paling menggembirakan dan sangat ditunggu-tunggu.  Mereka akan bertemu keluarga dan handai tolan, mereka tidak sabar lagi mendengar tawa ria anak-anak mereka saat kembali nanti dan mereka sadar jika waktu itu tiba, tidak akan kuat lagi mereka menahan air mata kebahagiaan.

Ciri-ciri Muhammad.
Tidak ada laki-laki yang segagah Muhammad. Paras mukanya manis dan indah. Perwakannya sedang, tidak terlampau tinggi, tidak terlampau pendek. Rambutnya hitam bergelombang. Dahinya lebar, diatasnya ada sepasang alis yang lengkung, lebat dan bertaut. Sepasang matanya lebar dan hitam. Pandangannya tajam dengan bulu mata yang hitam pekat. Hidungnya halus dengan barisan gigi yang bercelah-celah. Dadanya lebar dengan bahu yang bidang. Warna kulitnya terang dan jernih dengan kedua telapak kaki yang tebal. Jika berjalan, badannya agak condong ke depan, melangkah cepat dan pasti. Pandangan matanya menunjukkan kewibawaan dan orang menjadi patuh kepadanya.

Sifat Muhammad.
Sifat yang sangat menonjol dari Muhammad adalah sifatnya yang rendah hati. Jika ada yang mengajaknya berbicara, beliau akan mendengarkan dengan penuh perhatian, memutar badannya untuk menghadap orang yang mengajak bicara. Muhammad bicaranya sedikit, beliau lebih sering mendengarkan pembicaraan orang lain. Beliau sering membuat humor dan mengajak orang lain tertawa tetapi apa yang beliau katakan dalam bergurau sekalipun.
Apabila tertawa tidak pernah sampai nampak gerahamnya. Apabila marah, tidak sampai nampak kemarahannya. Orang tahu bahwa beliau marah hanya dari keringat yang tiba-tiba mucul di keningnya. Beliau selalu lapang dada, berkemauan baik dan menghargai orang lain. Beliau bijaksana,lembut,  murah hati, mudah bergaul dengan orang lain. Namun beliau mempunyai kemauan yang keras, tujuan yang pasti, tegas dan tidak pernah ragu-ragu. Sifat-sifat baik ini berpadu di dalam diri beliau sehingga menimbulkan rasa hormat yang dalam bagi orang-orang yang bergaul dengannya.

No comments:

Post a Comment