Pendahuluan
Nabi
Muhammad saw melewati masa mudanya dengan menggembala kambing. Beliau pernah
berkata kepada para sahabatnya : “ Musa diutus Allah, dia menggembalakan
kambing. Daud diutus Allah, dia menggembalakan kambing. Aku diutus Allah, juga
menggembalakan kambing.
Sambil
menggembala kambing, benaknya dipenuhi berbagai pemikiran yang baik-baik. Selalau
muncul pertanyaan dalam dirinya, siapa yang menjadikan bintang-bintang ini
bercahaya? Siapa yang membuat matahari dan bulan ada di langit secara bergantian? Pikiran –pikiran yang baik inilah yang
membuat beliau terjaga dari pikiran-pikran buruk sehingga terjaga akhlaqnya.
Situasi mekah.
Pada
saat beliau muda, kondisi Mekah khususnya dan jazirah Arab pada umumnya ,
sangat dipenuhi dengan ha-hal yang buruk. Mereka menyembah patung, mabuk, berbuat curang, berbohong, malas, dan masih
banyak lagi perbuatan buruk yang menjadi keseharian penduduk Mekah.
Pernah
suatu hari, Muhammad muda ingin pergi ke kota untuk melihat sebuah pesta
perkawinan. Beliau meminta kepada
temannya untuk menjaga kambingnya selama beliau pergi.
Muhammad
pun pergi memasuki Mekah. Di ujung kota, beliau melihat keramaian pesta
perkawinan yang nampak dipenuhi berbagai hiburan,musik dan tari-tarian, banyak orang berpakaian indah. Namun belum
sempat beliau sampai ke tempatnya, tiba-tiba beliau merasakan badannya sangat
letih sehingga tertidur dibawah pohon hingga keesokkan harinya. Beliau tidak
sempat melihat pesta perkawinan sedikitpun.
Esok
hari nya, kembali beliau berniat melihat pesta perkawinan di tempat yang
berbeda. Sebelum tiba di tempat pesta, telinganya mendengar musik yang sangat
indah yangmembuat beliau mengantuk dan tertidur. Kembali beliau tidak sempat
melihat pesta pernikahan, melihat keramaian di Mekah.
Sejak
itu, beliau tidak lagi berminat untuk melihat pertunjukkan musik dan tarian di
pesta perkawinan. Allah menyelamatkan akhlaqnya.
Berdagang ke Syam
Pada
musim Semi tahun 595 Masehi, para pedagang Mekah mulai bersiap-siap untuk
mengadakan perjalanan perdagangan ke Syam atau Syria. Salah satu penduduk Mekah
yang bernama Khadijah juga sedang mempersiapkan barang dagangannya, tetapi
belum menemukan seseorang untuk menjadi pemimpin kafilahnya. Beberapa nama
sudah diusulkan tetapi tidak satupun yang berkenan di hatinya.
Mendengar
ini, Abu Thalib mendatangi Khadijah dan menawarkan kepadanya, Muhammad, keponakkannya yang baru berusia 25 tahun
untuk memimpin rombongan dagangan Khadijah. Abu Thalib tahu bahwa Muhammad
belum berpengalaman, tetapi beliau sangat yakin beliau akan mampu. Seperti
penduduk Mekah yang lainnya, Khadijah pun mendengar nama Muhammad. Yang dia
yakini adalah kejujuran Muhammad,bukankah orang Mekah menjulukinya “ Al Amin”
atau “orang yang bisa dipercaya. Maka Khadijah segera menyetujui usul Abu Thalib,
apalagi Khadijah bersedia memberi upah 2 x lipat sehingga Abu Thalib pulang
kerumah dengan gembira.
Segera
Abu Thalib dan Muhammad menemui Khadijah
yang kemudian menjelaskan tentang seluk beluk perdagangan. Muhammad yang
cerdas, segera memahami semuanya.
Maka
khalifah pun disiapkan, suara terdengar riuh rendah. Khadijah menyertakan
pembantu laki-lakinya yang terpercaya ,
Maisarah namanya, untuk mendampingi Muhammad di perjalanan.
Pemimpin
kafilah membunyikan bel dan semuanya segera berngkat. Berangkatlah Muhammad
menempuh jalur yang pernah ditempuhnya bersama pamannya, 13 tahun yang lalu.
Pada
musim panas, kafilah Mekah berangkat menjelang senja dan terus berjalan pada
malam hari. Mereka beristirahat pada siang hari, karena perjalanan siang hari
pasti akan sangat melelahkan semuanya karena teriknya matahari Gurun.
Di
perjalanan, Muhammad mendapati Maisarah adalah teman yang baik. Dengan senang
hati, Maisarah menunjukkan dan menceritakan sejarah berbagai tempat yang mereka
lewati. Muhammad juga menemui bahwa anggota kafilah yang lainnya , sangat ramah dan baik kepadanya. Setelah
berjalan selama sebulan tibalah mereka di Syria.
Setelah
istirahat beberapa hari, mulailah pedagang menuju pasar. Walaupun kali ini adalah
pengalaman pertama, tetapi Muhammad tidak bingung dengan tugasnya. Maisarah
tercengang melihat cara Muhammad mengambil keputusan, pikirannya tajam serta
jujur. Semua barang yang mereka bawa, laku terjual dengan jumlah keuntungan
yang sangat besar yang belum pernah diperoleh Khadijah sebelumnya.
Di
Syria, setiap orang yang berjumpa Muhammad pasti sangat terkesan. Penampilan
Muhammad sangat mempesona, ramah dan perhatiannya sangat besar terhadap setiap
orang.
Waktu
pulang pun tiba, saat yang paling menggembirakan dan sangat ditunggu-tunggu. Mereka akan bertemu keluarga dan handai tolan,
mereka tidak sabar lagi mendengar tawa ria anak-anak mereka saat kembali nanti
dan mereka sadar jika waktu itu tiba, tidak akan kuat lagi mereka menahan air
mata kebahagiaan.
Ciri-ciri Muhammad.
Tidak
ada laki-laki yang segagah Muhammad. Paras mukanya manis dan indah. Perwakannya
sedang, tidak terlampau tinggi, tidak terlampau pendek. Rambutnya hitam
bergelombang. Dahinya lebar, diatasnya ada sepasang alis yang lengkung, lebat
dan bertaut. Sepasang matanya lebar dan hitam. Pandangannya tajam dengan bulu
mata yang hitam pekat. Hidungnya halus dengan barisan gigi yang bercelah-celah.
Dadanya lebar dengan bahu yang bidang. Warna kulitnya terang dan jernih dengan
kedua telapak kaki yang tebal. Jika berjalan, badannya agak condong ke depan,
melangkah cepat dan pasti. Pandangan matanya menunjukkan kewibawaan dan orang
menjadi patuh kepadanya.
Sifat Muhammad.
Sifat
yang sangat menonjol dari Muhammad adalah sifatnya yang rendah hati. Jika ada
yang mengajaknya berbicara, beliau akan mendengarkan dengan penuh perhatian,
memutar badannya untuk menghadap orang yang mengajak bicara. Muhammad bicaranya
sedikit, beliau lebih sering mendengarkan pembicaraan orang lain. Beliau sering
membuat humor dan mengajak orang lain tertawa tetapi apa yang beliau katakan
dalam bergurau sekalipun.
Apabila
tertawa tidak pernah sampai nampak gerahamnya. Apabila marah, tidak sampai
nampak kemarahannya. Orang tahu bahwa beliau marah hanya dari keringat yang tiba-tiba
mucul di keningnya. Beliau selalu lapang dada, berkemauan baik dan menghargai
orang lain. Beliau bijaksana,lembut, murah hati, mudah bergaul dengan orang lain.
Namun beliau mempunyai kemauan yang keras, tujuan yang pasti, tegas dan tidak
pernah ragu-ragu. Sifat-sifat baik ini berpadu di dalam diri beliau sehingga
menimbulkan rasa hormat yang dalam bagi orang-orang yang bergaul dengannya.
No comments:
Post a Comment